Tag Archive for: program pelatihan karyawan

Work Life Balance adalah suatu keadaan dimana karyawan dapat memperoleh keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupannya. Untuk dapat mencapainya, karyawan perlu mengatur waktu dengan sebaik mungkin agar tanggung jawabnya untuk menyelesaikan tugas tetap dapat dipenuhi namun di sisi yang lain karyawan tetap bisa memperhatikan kebutuhan pribadinya. Oleh karena itulah, para karyawan yang ingin menciptakan Work Life Balance banyak yang mengharapkan sistem kerja fleksibel.

 

Saat ini, Work Life Balance menjadi aspek penting untuk bisa menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Dengan menjaga keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, karyawan dapat terhindar dari stress. Selain itu, keseimbangan yang dicapai juga dapat mencegah kelelahan yang berlebihan di tempat kerja. Memiliki target yang sesuai

Berikut kita bahas bagaimana cara perusahaan dalam menciptakan work-life balance:

  1. Tawarkan sistem kerja yang fleksibel

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemudahaan akses internet, sistem kerja fleksibel seperti kerja remote atau Work From Home memang menjadi semakin mudah untuk diaplikasikan di perusahaan. Melalui sistem kerja ini, perusahaan dapat mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah atau lokasi lain di luar kantor.

Dengan demikian, karyawan akan memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Selain itu, kerja remote atau WFH juga memberi lebih banyak kesempatan bagi para karyawan untuk melakukan keperluan pribadinya seperti berolahraga, bermain dengan hewan peliharaan, atau bahkan membersihkan rumah. Karyawan juga tidak perlu lagi mengalami kemacetan di perjalanan sehingga mereka dapat memulai pekerjaannya dengan pikiran yang lebih tenang dan jernih.

  1. Dorong karyawan untuk mengambil waktu istirahat

Bekerja secara berlebihan selama berjam-jam tanpa mengambil jeda untuk beristirahat dapat berakibat buruk pada kesehatan dan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk mengingatkan karyawannya untuk mengambil waktu istirahat mereka. Selain itu, perlu kita ingat bahwa setiap tahunnya karyawan memiliki hak untuk cuti. Jadi, ada baiknya jika tim HRD juga mengingatkan jatah cuti yang dimiliki oleh masing-masing karyawan.

 

  1. Tinjau beban kerja karyawan secara teratur

Salah satu penyebab Work Life Balance yang tidak dapat dicapai adalah karena karyawan memiliki beban kerja yang terlalu banyak. Akibatnya, karyawan memilih untuk memanfaatkan waktu yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut tanpa mengambil waktu untuk beristirahat. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya jika perusahaan atau manajer tim dapat secara reguler meninjau kembali beban kerja masing-masing karyawan.

 

Demikian hal – hal mengenai 3 cara perusahaan dalam menciptakan work-life balance yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

Generation gap bisa disebut juga dengan istilah kesenjangan generasi. Istilah ini sebenarnya merujuk pada perbedaan opini yang terjadi antara satu generasi dengan generasi lainnya. Hal ini biasanya berkaitan dengan suatu keyakinan atau mungkin politik dan nilai lainnya. Kesenjangan generasi ini biasa terjadi antara kaum muda dan golongan orang yang lebih tua seperti misalnya orang tua ataupun golongan kakek dan nenek.

 

Kesenjangan ini sebenarnya sudah sering kita jumpai dimana saja. Termasuk pula di dunia kerja misalnya di sebuah perusahaan. Pada sebuah perusahaan bisa pula terjadi kesenjangan antara dua generasi misalnya generasi muda dan generasi tua.

 

Perbedaan pandangan dan nilai bisa saja mengakibatkan dua generasi ini saling bertentangan pendapat. Bila hal ini terus dibiarkan maka kondisi kerja bisa menjadi kacau. Oleh karena itu adanya kesenjangan di antara berbagai generasi ini tidak dapat disepelekan dan tidak dapat dibiarkan begitu saja. Justru hal ini haruslah diatasi sehingga kondisi kerja di perusahaan dapat semakin kondusif bagi para pekerja. Berikut kita bahas cara mengatasi generation gap!

 

  1. Memiliki target yang sesuai

Kebanyakan generasi muda umumnya terbiasa dengan kehidupan yang serba mudah dan praktis. Akibatnya kebanyakan generasi muda di zaman sekarang ini seringkali menginginkan kehidupan yang terkesan instan. Hal ini mengakibatkan generasi muda sekarang ini terbiasa memiliki rencana untuk jangka pendek saja.

Perencanaan biasanya dilakukan bukan untuk tujuan jangka panjang. Tentu saja hal ini berbeda dengan generasi tua yang selalu memikirkan rencana untuk dapat mencapai tujuan jangka panjang. Oleh karena itu perusahaan dapat membuat sistem kerja partner agar generasi muda bisa turut mengubah mindset hingga memiliki perencanaan matang. Setidaknya mindset yang dimiliki haruslah bertujuan untuk mencapai target jangka panjang.

 

  1. Menghindari generation gap melalui komunikasi

Kesenjangan generasi yang ada pada suatu perusahaan memang perlu untuk diatasi agar tidak terjadi secara berlarut-larut. Untuk mengatasinya maka perusahaan bisa menganjurkan para karyawan untuk dapat saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain. Bahkan sebisa mungkin komunikasi ini dapat terjalin dengan baik walaupun berbeda generasi. Artinya antara generasi muda dengan generasi tua bisa saling menjalin komunikasi secara baik dan tidak berkendala.

Perusahaan juga bisa mengadakan komunikasi terbuka. Misalnya saja dengan cara mengadakan gathering atau bisa juga mengadakan rapat yang melibatkan generasi mmuda dan generasi tua di perusahaan. Tentunya hal ini akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan. Sebab komunikasi yang terjalin secara lancar di antara seluruh pekerja dapat membuat suasana kerja menjadi harmonis.

 

  1. Mengemukakan ide yang tepat

Seringkali ide atau pendapat hanya dilontarkan oleh generasi tua. Hal ini berkaitan dengan adanya anggapan bahwa generasi tua lebih memahami sebuah proses. Hal ini juga berkaitan dengan adnaya anggapan bahwa generasi tua memilikipengalaman yang lebih banyak sehingga berbagai masukannya bisa saja tepat.

Namun sebenarnya generasi muda perlu diberi wkatu dan tempat untukbisa mengemukakan ide atau pendapatnya. Sebab umumnya generasi muda merupakan generasi yang penuh dengan ide cemerlang. Segala idenya bisa saja kreatif dan inovatif. Oleh karena itu perusahaan perlu menerima berbagai masukan dan saran dari dua generasi yang berbeda ini. Mungkin saja pendapat dari generasi muda bisa menjadi saran yang sangat baik untuk perkembangan perusahaan Anda.

 

  1. Mengoptimalkan teknologi generation gap

Di era digital seperti sekarang ini rupanya setiap proses operasional perusahaan tidak luput dari peran media elektronik. Tidak hanya media elektronik saja tetapi perkembangan perusahaan juga diiringi dengan adanya perkembangan teknologi yang digunakan di dalamnya.

Oleh karena itu baik generasi muda maupun generasi tua sebaiknya sama-sama dianjurkan untuk dapat memaksimalkan penggunaan teknologi yang ada. Bahkan sebaiknya setiap pekerja dapat menggunakan teknologi yang ada di perusahaan secara optimal. Jika memang ada karyawan yang mengalami kesulitan maka perusahaan bisa mengadakan pelatihan secara khusus untuk karyawan tersebut. Maka nantinya tiap karyawna akan menjadi mahir dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi di perusahaan.

 

Demikian hal – hal mengenai 4 cara perusahaan dalam mengatasi generation gap yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pengembangan perusahaan & pelatihan karyawan sesuai kebutuhan organisasimu.

Performa karyawan sangatlah berpengaruh bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Performa atau kinerja karyawan yang bagus akan berbanding lurus dengan hasil kerjanya dan itu akan membantu dalam perkembangan bisnis perusahaan. Sebaliknya, kinerja yang buruk juga akan memiliki dampak yang buruk juga pada perusahaan.

 

Performa karyawan ini akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi seorang HR. Karena performa karyawan sendiri sering mengalami peningkatan dan penurunan mengingat karyawan juga manusia biasa. Maka dari itu, sudah menjadi tugas seorang HR untuk meningkatkan dan menjaga performa kerja karyawannya.

 

Berikut cara perusahaan meningkatkan performa kerja karyawan:

  1. Transparansi dalam performance appraisal

Selain diakibatkan kurang mumpuni skill yang dimiliki seorang karyawan, menurunnya performa karyawan juga dapat dipengaruhi oleh kesalahan sistem performance appraisal atau penilaian kinerja. Masih banyak perusahaan yang menerapkan sistem penilaian kinerja tertutup. Yang artinya, karyawan tidak dapat mengetahui bagaimana detail dari penilaian kinerja mereka.

  1. Memenuhi hak karyawan

Hak-hak karyawan yang dimaksud meliputi gaji dan kenaikannya tiap tahun, Tunjangan Hari Raya, tunjangan kesehatan, komunikasi, dan lain-lain sesuai kesepakatan dalam kontrak kerja. Jangan sampai terjadi Anda lalai memberikannya karena lupa. Misalnya, Ina karyawan baru di sebuah perusahaan dijanjikan mendapatkan tunjangan BPJS Kesehatan dari perusahaan. Namun hingga 3 bulan bekerja, masih juga belum didaftarkan. Akibatnya ia jadi tidak semangat dalam bekerja.

 

  1. Memberikan reward dan punishment

Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan yang mudah namun efektif. Apabila seorang karyawan kinerjanya unggul atau menghasilkan profit besar bagi perusahaan, tidak ada salahnya diberi penghargaan. Apresiasi semacam ini jelas akan memotivasi mereka untuk meningkatkan kinerja.

Bentuk reward bisa berupa jalan-jalan baik ke luar negeri maupun dalam negeri, bonus berupa uang, atau perhiasan. Namun ada kalanya penghargaan tidak perlu terlalu personal atau berharga mahal. Misalnya berikan satu voucher belanja atau kue bila karyawan mencapai target atau memberikan keuntungan bagi perusahaan.

 

  1. Menawarkan jenjang karir

Selain bonus dan kenaikan gaji, jenjang karir juga bisa menjadi motivasi seorang karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Pemberian jenjang karir yang disertai dengan kenaikan gaji atau peningkatan insentif lainnya tentu akan membuat karyawan semakin termotivasi. Dengan begitu karyawan akan lebih semangat bekerja agar segera meraih jenjang karir yang lebih tinggi. Akan tetapi jika perusahaan tidak menerapkan karir yang berjenjang atau jenjang karir yang tidak jelas, maka kemungkinan besar karyawan akan kehilangan motivasi kerja dan bisa saja mereka akan mencari peluang karir di tempat lain.

 

  1. Memberikan training dan pelatihan

Ada saat skill karyawan harus ditingkatkan lagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang ada. Maka perusahaan perlu mengadakan training dan pelatihan guna meningkatkan kinerja karyawan. Training dan pelatihan ini diharapkan dapat menyegarkan dan menambah wawasan berpikir para karyawan.

 

Demikian hal – hal mengenai cara perusahaan dalam meningkatkan performa kerja karyawan yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan dan pelatihan karyawan sesuai kebutuhan organisasimu.

Budaya adalah lingkungan yang mengelilingi kita sepanjang waktu. Budaya positif di tempat kerja adalah nilai-nilai bersama, sistem kepercayaan, sikap dan seperangkat asumsi yang dibagikan oleh orang-orang di tempat kerja. Hal itu dibentuk oleh pendidikan individu, konteks sosial dan budaya. Namun, di tempat kerja, kepemimpinan dan arah organisasi yang strategis serta manajemen memengaruhi budaya tempat kerja secara luas.

Budaya positif ditempat kerja meningkatkan kerja tim, meningkatkan moral, produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan retensi tenaga kerja. Kepuasan kerja, kolaborasi, dan kinerja kerja semuanya ditingkatkan. Dan, yang paling penting, lingkungan tempat kerja yang positif mengurangi stres pada karyawan.

 

Bagaimana organisasi dapat menciptakan budaya tempat kerja yang positif?

  1. Menetapkan etos dan nilai yang jelas untuk organisasi

Penting untuk memiliki satu set nilai inti organisasi yang jelas yang dikomunikasikan secara efektif dan didiskusikan dengan karyawan sehingga mereka merasa menjadi bagian darinya. Ini adalah komitmen yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan terhadap kebijakan dan tindakan tertentu, seperti “ramah lingkungan” atau “perubahan sosial”. Tidaklah cukup untuk menyatakan ini dalam pernyataan misi, cerita merek atau dalam materi pemasaran dan promosi.

  1. Memelihara kolaborasi dan komunikasi

Kepemimpinan dan gaya manajemen yang mendorong kerja tim, komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting untuk menciptakan perasaan positif di tempat kerja. Komunikasi yang terbuka dan jujur juga berarti audit rutin dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana orang berinteraksi satu sama lain, umpan balik disambut dan diterima, dan peluang untuk interaksi sosial diaktifkan. Ini dapat termasuk kopi pagi, liburan tim dan akhir pekan keluarga.

 

  1. Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif

Tempat kerja yang positif adalah tempat di mana semua karyawan dihargai, didukung dan dipelihara tanpa memandang jenis kelamin, orientasi seksual atau warna. Semua karyawan harus memiliki kesempatan yang sama untuk maju dan akses yang sama ke semua manfaat dan penghargaan yang ditawarkan.

Tempat kerja inklusif adalah tempat yang menghargai perbedaan individu dalam angkatan kerja dan membuat mereka merasa diterima dan diterima. Sertakan tanda yang mendukung inklusivitas, jelas dan positif. Bahasa dapat menciptakan kebingungan dan miskomunikasi. Gunakan bahasa secara hati-hati yang memperkuat etos sadar gender dan inklusif, seperti menekankan fungsi ruang daripada identitas gender pengguna adalah penting.

 

  1. Ciptakan tujuan dan penghargaan yang jelas bagi karyawan

Karyawan yang termotivasi dan terlibat dapat diciptakan jika mereka diperlakukan sama dan memiliki tujuan yang jelas yang dapat mereka kerjakan. Memiliki kebijakan yang transparan untuk pengembangan dan promosi menawarkan staf kesempatan untuk mengukur kinerja mereka. Indikator kinerja yang terukur berarti akan ada persaingan yang sehat.

Namun, pernyataan kebijakan jujur semacam ini akan membantu menghindari perasaan negatif dan kebencian di antara anggota tim terhadap satu sama lain. Ketika tujuan diperkuat secara positif, dan prestasi diakui dan dirayakan, itu mengarah kepada karyawan yang merasa dihargai yang pada gilirannya menciptakan perasaan positif di tempat kerja.

 

Budaya positif di tempat kerja sangat penting untuk menumbuhkan rasa bangga dan kepemilikan di antara para karyawan. Ketika orang-orang merasa bangga, mereka menginvestasikan masa depan mereka dalam organisasi dan bekerja keras untuk menciptakan peluang yang akan menguntungkan organisasi. Dengan mengidentifikasi dan menghargai mereka yang secara aktif berusaha menciptakan budaya kerja yang positif, dan mendukung orang lain di sekitar mereka, perusahaan dapat mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Sikap dan perilaku positif di tempat kerja adalah hasil langsung dari kepemimpinan yang efektif dan gaya manajemen yang positif.

 

Demikian hal – hal mengenai 4 cara menciptakan budaya kerja yang positif yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan karyawan & program pengembangan bisnis sesuai kebutuhan organisasimu.

Setiap karyawan memiliki permasalahannya masing-masing, dan masalah tersebut dapat berdampak pada kinerja karyawan. Sangatlah penting untuk HR bersikap terbuka, agar karyawan mau berbagi cerita dan mendengarkan solusi dari Anda. Keterpercayaan sosok HR sebagai problem-solver juga bisa digunakan untuk mendapatkan input tentang keluhan karyawan. Dari komplain, isu, atau peristiwa tidak menyenangkan yang dialami oleh karyawan, HR dapat membuat program sumber daya manusia yang lebih terarah. Selain itu, jika masalah karyawan selalu terselesaikan dengan baik, produktivitas karyawan juga akan meningkat.

Berikut beberapa keluhan karyawan yang kerap terjadi di berbagai perusahaan:

  1. Tantangan antarpribadi dengan rekan kerja atau atasan

Dengan latar belakang dan kepribadian yang beragam, sangatlah wajar jika terjadi percikan dalam hubungan kerja. Yang menjadi masalah karyawan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi kinerja. HR harus dapat membantu karyawan memilah antara permasalahan profesional atau pribadi, dan membantu mereka dalam menyikapi masalah dengan lebih tepat.

 

  1. Target performa kerja

Mungkin Anda menemui karyawan yang tidak pernah mencapai produktivitas sebagaimana yang diharapkan. Cobalah Anda ajak ia berdiskusi karena kadang hal ini bukan disebabkan oleh ketidakmampuan pribadi, melainkan faktor-faktor dari lingkungan kerja.

 

  1. Ketidakselarasan antara jabatan dan job description

Setelah HR melakukan rekrutmen karyawan dan menempatkan seorang karyawan di departemen yang dirasa cocok, ternyata ia merasakan ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realita. Hal ini dapat menghambat prestasinya.

 

  1. Pengajuan cuti yang berbelit

Cuti merupakan hak karyawan yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan banyak keuntungan dari cuti karyawan. Mudahkan pengajuan cuti karyawan di perusahaan Anda dengan HRIS online seperti Gadjian yang dapat melakukan dokumentasi dan perhitungan cuti.

 

  1. Jenjang karir dan perkembangannya

Sebagian karyawan memiliki concern lebih terhadap peningkatan karir mereka. Bahkan mereka dapat dengan ‘mudah’ mengundurkan diri (resign) dari perusahaan yang tidak menawarkan jenjang karir yang jelas. Sebelum Anda kehilangan best talent, pastikan Anda sudah memiliki program untuk mengantisipasi hal ini.

 

  1. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan

Generasi millennial umumnya lebih senang bekerja pada perusahaan yang menghargai waktu yang mereka miliki. Keluhan karyawan akan muncul ketika tuntutan lembur tidak dikelola dengan baik, sehingga mereka merasa tidak memiliki ‘kehidupan’ di luar pekerjaan.

 

Demikian hal – hal mengenai 6 contoh keluhan karyawan pada management yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.