5R atau 5S merupakan sebuah budaya yang menuntut Ringkas,Rapi, Resik Rawat dan Rajin. Apakah sebenarnya 5R itu? Dan apakah 5R yang sudah diterapkan selama ini sudah tepat?

5R ini harusnya sudah diperkenalkan kepada karyawan saat pelatihan karyawan baru. Sehingga karyawan baru pun memiliki mindset bahwa 5R harus menjadi kewajiban yang harus diterapkan dalam lingkungan kerjanya. Selain itu, perlu juga untuk merefresh dengan menjadwalkan pelatihan untuk karyawan lama mengenai budaya 5R ini. Apa saja sih 5R itu? Berikut ulasannya,

  1. Ringkas adalah menyikirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari area kerja. Dikatakan ringkas apabila tidak ada barang yang jumlahnya berlebihan di area kerja atau jumlahnya sesuai dengan yang dibutuhkan
  2. Rapi adalah setiap barang yang ada di area kerja memiliki tempat yang pasti. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengelompokkan barang yang kemudian diberi label identitas maupun tanda batas dan pembuatan layout
  3. Resik adalah membersihkan dan melakukan pengecekan segala sesuatu di tempat kerja. Hal ini bisa dilakukan dengan penjadwalan kegiatan pembersihan dan juga inspeksi berkala
  4. Rawat adalah memiliki standar 5R dan memeliharanya agar tetap optimal. Standar 5R wajib diketahui oleh seluruh anggota agar memikiki persepsi yang sama tentang 5R dan juga melakukan peremajaan apabila ada tanda yang sudah rusak
  5. Rajin adalah menjadikan 5R sebagai budaya dalam keseharian. Setiap anggota berusaha untuk mempertahankan dan selalu melakukan perbaikan dalam penerapan 5R.

Dengan adanya penerapan 5R ini di perusahaan diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu cara meningkatkan kinerja kerja dan cara meningkatkan produktivitas karyawan. Karena dengan 5R tentunya segalanya sudah tertata rapi dan pada tempatnya sehingga dapat mengurangi pemborosan yang ada di tempat kerja.

Jika Anda ingin melakukan rencana pelatihan karyawan mengenai budaya 5R, Improvement Focus® adalah lembaga pelatihan karyawan yang tepat! Karena kami memiliki program pelatihan karyawan mengenai budaya 5R yang pastinya disampaikan dengan metode pelatihan karyawan yang mudah dimengerti dan aplikatif.

 

 

Kadang kala manajemen peruahaan menunggu karyawan meminta training karyawan, atau kebetulan menemukan program training karyawan yang terdengar bagus dan memaksa karyawan untuk mengikuti program pelatihan karyawan tersebut. Namun lebih baik jika melakukan pendekatan yang lebih sistematis dan membuat rencana pelatihan individual untuk setiap karyawan. Berikut cara menyusun rencana pelatihan karyawan:

MEMBUAT SKILLS INVENTORY

Dimulai dengan menilai keterampilan karyawan saat ini, bandingkan dengan apa yang diperlukan untuk pekerjaan mereka. Dengan mempertimbangkan:

  • Bagaimana cara kerja karyawan? Apa kekuatan dan kelemahan mereka? Di mana mereka bisa meng-improve diri mereka?
  • Lakukan evaluasi kinerjanya, baik secara formal maupun informal, di mana karyawan dapat melakukannya dengan baik, dan di mana mereka membutuhkan lebih banyak bantuan?

MEMERIKASA KEBUTUHAN BISNIS

Meskipun kebutuhan spesifik pekerjaan karyawan itu penting, namun juga sama pentingnya memikirkan kebutuhan bisnis secara keseluruhan. Apakah ditemukan kesenjangan keterampilan secara keseluruhan? Apakah ada fungsi tambahan yang diinginkan agar karyawan tersebut lakukan di masa depan? Dan bagaimana dengan tren dalam industri tersebut? Apakah ada teknologi baru yang orang tersebut harus diberikan pelatihan kerja untuk itu? Tren manajemen baru atau praktik bisnis agar mereka pahami?

AMBIL MASUKAN DARI KARYAWAN

Kadang kala karyawan juga memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang ingin mereka pelajari atau program pelatihan karyawan apa yang ingin mereka ikuti.

MEMBUAT RENCANA BERSAMA

Setelah mengumpulkan semua informasi tersebut, duduklah bersama karyawan tersebut dan buat rencana pelatihan kerja bersama. Ini adalah sesuatu yang perlu dilakukan secara teratur oleh perusahaan, setidaknya setahun sekali. Rencanakan program pelatihan dan pengembangan karyawan yang ingin difokuskan di tahun depan.

Bila perusahaan telah memutuskan keterampilan apa yang dibutuhkan oleh karyawan, kemudian memutuskan program perlatihan dan pengembangan SDM apa yang sesuai. Dan mulai menganggarkan biaya pelatihan karyawan.

Bagian penting dalam membuat rencana training karyawan adalah mendorong karyawan untuk menyarankan pelatihan yang dibutuhkan karyawan. Selama hal tersebut relevan dengan pekerjaan dan sesuai dengan anggaran biaya training karyawan, cobalah untuk mengakomodasi permintaan karyawan tersebut.

 

Selain sebagai cara untuk meningkatkan kinerja kerja, program pelatihan dan pengembangan karyawan memiliki tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab karyawan dalam bekerja. Pelatihan karyawan menjadi suatu upaya untuk meningkatkan sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, serta perilaku spesifik yang terkait dengan pekerjaan.

Memilih metode pelatihan dan pengembangan karyawan secara tepat, harus dilakukan dengan pemilihan materi pelatihan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, dan sesuai dengan tujuan pelatihan karyawan yang hendak dicapai.

Ada beberapa metode pelatihan dan pengembangan SDM yang dapat dipilih dan digunakan.Tiap  metode pelatihan karyawan memiliki cara khusus dan efektivitas pelatihan karyawan tersendiri dalam mencapai tujuan tertentu. Berikut diantaranya,

  • On The Job Training

Merupakan metode training karyawan yang mampu memberikan motivasi yang lebih tinggi pada para pesertanya untuk berlatih dan belajar. Dalam program pengembangan karyawan ini, karyawan akan ditempatkan pada tempat dan situasi kerja yang sebenarnya.

·   Magang

Merupakan salah satu bentuk metode pelatihan pegawai yang mengharuskan karyawan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemangku jabatan tertentu. Dalam kegiatan tersebut, karyawan harus mempelajari tentang bagaimana cara melakukan suatu kegiatan tersebut.

·   Simulasi

Simulasi merupakan program pelatihan karyawan yang dilakukan dengan cara menggunakan alat – alat atau mesin dan kondisi lingkungan yang dibuat sesuai atau sama dengan kondisi situasi kerja sebenarnya. Misalnya, pelatihan kerja yang diberikan untuk seorang calon penerbang, maka dibuatkan simulasi dengan menggunakan simulator kokpit pesawat terbang. Tujuan training karyawan model simulasi adalah agar calon karyawan bisa lebih akrab dan menguasai betul mengenai kondisi kerja sebenarnya. Metode training karyawan ini biasanya digunakan untuk bentuk pelatihan SDM yang memerlukan keahlian khusus dalam penggunaan alat tertentu dan dikhawatirkan cukup berbahaya jika langsung menggunakan alat yang asli.

·  Job Rotation

Dalam program pengembangan karyawan job rotation, karyawan akan dipindahkan secara berkala dari suatu jabatan atau unit kerja tertentu ke jabatan atau unit kerja yang lain. Dengan begitu, karyawan dapat mendapatkan pengetahuan menyeluruh mengenai perusahaan.

 

Situasi pandemi saat ini sangat berpengaruh diberbagai bidang, munculnya pembatasan kegiatan sosial dan pysical distancing membuat berbagai bidang terkena imbasnya. Mulai dari perusaahaan, lembaga pelatihan karyawan, restaurant pun terkena dampaknya. Selain itu, kebijakan work from home memang dianjurkan saat masa pandemi ini untuk memutus rantai penyebaran virus. Namun tidak semua perusahaan dapat memberlakukan kebijakan WFH, seperti industri manufactur maupun pelayanan/service. Nah sebagai manajemen perusahaan, apa saja sih yang harus dilakukan agar karyawan tetap aman bekerja? Berikut beberapa tips yang bisa diaplikasikan

  • Berikan panduan

Hal yang paling ditakutkan adalah tidak mengetahui apapun tentang virus corona itu sendiri. Berikan edukasi dan panduan kepada karyawan mengenai virus corona. membuat panduan instruksional yang siap pakai bagi karyawan yang tidak hanya mendidik mereka tentang infeksi virus, tetapi juga mencari cara untuk menghindarinya. Menempelkan poster di dinding, email, grup obrolan, ini akan meredakan kepanikan karyawan. Contoh lainnya bisa dengan memberitahu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar

  • Jaga kebersihan lingkungan perusahaan

Jika perusahaan Anda tidak bisa menerapkan WFH, pertahankan lingkungan perusahaan tetap bersih, ketahui persediaan alat dan bahan untuk membersihkan perusahaan, siapkan hand sanitizer di tempat yang karyawan banyak berlalu lalang, pastikan ventilasi udara yang baik bagi karyawan. Selain itu, lakukan pengecekan secara berkala terhadap kebersihan lingkungan perusahaan minimal satu kali dalam sehari.

  • Perhatikan kesehatan karyawan

Terutama saat ini, dukungan kesehatan perlu terus ada dimanapun karyawan berada. Siapkan 1 dokter khusus untuk menangani segala keluhan kesehatan terlebih jika ada yang menunjukkan gejala virus corona. Atau bisa juga dengan membagikan suplemen secara berkala untuk karyawan, ini menunjukkan bahwa perusahaan memang peduli terhadap karyawan

  • Mempertimbangkan kembali kebijakan cuti

Untuk karyawan yang dicurigai sakit, atau mulai merasa sakit di siang hari, terutama mereka yang telah bepergian, dapat dianjurkan untuk cuti hingga kondisinya membaik sesuai rekomendasi dari dokter

Dengan menerapkan beberapa tips di atas diharapkan tetap bisa menjadi cara meningkatkan produktivitas karyawan dan cara meningkatkan kinerja karyawan di situasi pandemi ini. Dan dengan adanya kepedulian dari perusahaan tentunya dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan dapat menambah loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

 

Kemunculan kebijakan work from home tentunya membawa tantangan tersediri, terutama dalam hal pengelolaan karyawan.Meskipun situasi sedang tidak kondusif, namun seorang leader harus memastikan tim yang ia pimpin tetap bisa produktif dan memberi kinerja yang maksimal bagi perusahaan. Sehingga cara meningkatkan produktivitas kerja dan cara meningkatkan kinerja karyawan menjadi PR tersendiri bagi seorang leader.

Berikut beberapa tips cara mengelola karyawan saat work from home,

  • Tentukan jam kerja online

Cara meningkatkan produktivitas karyawan meskipun sedang bekerja dari rumah, bisa dimulai dengan menerapkan jam kerja khusus, misalnya dari pukul 9.00 hingga 17.00. Pada jam kerja yang sudah ditentukan tersebut karyawan dapat dipantau secara online sehingga membantu mereka tetap fokus untuk menyelesaikan tugas yang mereka miliki dan mengantisipasi karyawan yang mangkir dari pekerjaan.

  • Lakukan daily check-inantar anggota tim 

Lakukan daily check-in baik satu persatu ataupun bersama tim secara rutin dengan memanfaatkan aplikasi  rapat online atau virtual meeting. Tujuan dilakukannya daily check-in adalah untuk memudahkan leader dalam menentukan agenda, memberi umpan balik ataupun memastikan sumber daya apa yang dibutuhkan oleh tim selama work from home.

  • Jaga komunikasi dengan memanfaatkan teknologi

Salah satu hal penting dalam cara mengelola SDM saat work from home adalah memastikan setiap anggota tim tetap saling terhubung, untuk itu cara berkomunikasi efektif sangat diperlukan.

  • Pastikan tim memiliki sumber daya yang mendukung 

Tidak hanya menentukan tools  yang tepat, pastikan bahwa setiap anggota tim juga tidak memiliki kendala dalam menggunakan perangkat yang dibutuhkan seperti pada laptop, perangkat lunak, kecepatan internet ataupun pelatihan karyawan secara online.

  • Kelola ekspektasi 

Leader harus bisa membantu tim mengetahui apa saja yang harus mereka lakukan selama work from home dan ekspektasi seperti apa yang diharapkan dari pekerjaan mereka, seperti ruang lingkup pekerjaan, tenggat waktu dan hasil dari setiap tugas dan proyek yang dikerjakan. Dengan begitu mereka tahu arah dan fokus yang harus mereka lakukan saat bekerja.

  • Berikan dukungan emosional 

Karyawan yang bekerja dari rumah rentan mengalami stres, gangguan kecemasan dan rasa kesepian. Itu sebabnya akan lebih baik leader dapat memberikan dukungan emosional pada setiap anggota tim.

  • Lakukan evaluasi

Untuk memastikan  penerapan kebijakan work from home sudah tepat, lakukan evaluasi secara teratur kinerja anggota tim. Apakah produktivitas mereka tetap stabil, meningkat atau justru sebaliknya semakin menurun. Analisa dan lakukan evaluasi untuk melihat hambatan apa yang dialami karyawan serta solusi apa yang harus diambil untuk mengatasi hal tersebut.

Meskipun mengelola karyawan selama work from home terasa lebih sulit dan menantang, namun dengan adanya aturan yang tepat dan memberi kepercayaan pada karyawan pasti semua akan berjalan lancar.